Siaran Pers
Lagi, Sampah Kiriman Cemari Perairan Pulau Pari
Jakarta, 24 Juli 2021 – Sampah kiriman Kembali mencemari perairan Pulau Pari pada Sabtu, 24 Juli 2021. Sampah-sampah tersebut pertama kali dilihat Edi, nelayan Pulau Pari sekitar pukul 09.00 WIB ketika hendak melaut.
“Jenis sampah yang mengapung ada banyak, sterofoam, plastik, sedotan, karung, sampai eceng gondok,” Kata Edi. Dia juga menambahkan, sampah-sampah yang ditemuinya itu membentang sekitar 20 km di perairan sekitar Pulau Pari. Terkait asal datangnya sampah, Edi mengatakan, sampah-sampah itu datang dari arah selatan pulau Pari, sekitar pesisir Utara Jakarta
Akibat kemunculan sampah tersebut, Edi terpaksa tidak jadi melaut karena ikan-ikan menjauhi tumpukan sampah dan menghilang.
Kemunculan sampah kiriman di perairan Pulau Pari bukan kali ini saja terjadi, menurut pegakuan Edi, sepanjang tahun 2021 saja, Pulau Pari sudah empat kali menerima kiriman sampah. Hal ini tentu merugikan nelayan Pulau Pari. Pada kejadian kali ini saja, Edi terpaksa tidak melaut karena ikan-ikan menjauhi tumpukan sampah.
Pengkampanye WALHI Jakarta, Rehwinda Naibaho, menuturkan meskipun kejadian sampah kiriman sudah berulang kali di Pulau Pari, namun sampai sekarang belum ada langkah serius dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menanggulangi pencemaran laut akibat sampah.
“Jakarta itu sudah darurat sampah. Sampah khususnya plastik sudah mencemari lautan dan pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu. Banyak hasil studi menemukan lautan kita penuh dengan sampah sterofoam dan sedotan, bahkan menyebut bahwa pesisir Jakarta sudah terpapar mikroplastik,” kata Winda. Lebih lanjut, Winda meminta Pemprov DKI Jakarta agar lebih tegas mengurus pencemaran laut, sebab banyak nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil melaut.
Senada dengan Winda, Edi juga meminta Pemprov dan masyarakat Jakarta untuk sama-sama menjaga ekosistem laut. Dia menghimbau agar masyarakat di Jakarta tidak membuang sampah ke sungai, karena sampah yang mereka buang akan terbawa aliran sungai hingga ke lautan.
“Laut adalah sumber kehidupan kami sebagai nelayan, tempat kami mencari ikan. Tolong kita sama-sama perhatikan, baik Pemprov DKI Jakarta maupun masyarakat Jakarta, kita jaga ekosistem laut dari pencemaran sampah, khususnya plastik,” Kata Edi.
Narahubung:
Rehwinda Naibaho (WALHI Jakarta) – 081319117808
Edi Mulyono (Nelayan Pulau Pari) – 081808715117
dokumentasi: